Palang Merah Indonesia Surakarta mencatat prestasi mengagumkan. Jika di daerah lain jumlah pendonor masih minim, di Surakarta justru berlebih.
Direktur Unit Donor Darah PMI Surakarta Titis Wahyuono mengatakan, masyarakat Solo sangat antusias untuk mendonorkan darahnya. "Sekarang rasio pendonor kami sekitar 20 persen. Ini tertinggi di Indonesia karena angka nasional di kisaran 2 persen," ujar Titis kepada wartawan di sela donor darah Subbadan Musyawarah Perbankan Daerah Surakarta, Rabu, 5 Desember 2012.
Dari sekitar 650 ribu penduduk Surakarta, 130 ribu di antaranya menjadi pendonor tetap PMI Surakarta atau 20 persen dari jumlah penduduk. Sedangkan dari sekitar 225 juta penduduk Indonesia, jumlah pendonor kurang dari 4 juta orang.
Titis mengklaim rasio pendonor darah di Surakarta tertinggi di dunia. "Rasio pendonor darah di dunia paling tinggi 5 persen," kata Titis. Dia mengatakan, kebutuhan darah di Surakarta per hari hanya 250 kantong untuk semua jenis darah.
Selain melayani kebutuhan darah di rumah sakit di Surakarta, PMI Solo juga menyuplai darah ke berbagai rumah sakit di luar Surakarta. Bahkan yang meminta darah ke PMI Solo pun dilayani. "Kami tidak mungkin menolak permintaan," ujarnya. Setiap hari, stok darah PMI Solo sebanyak seribu kantong.
Ketua PMI Surakarta Susanto Tjokrosoekarno mengatakan, PMI Solo tidak hanya dikenal dengan aktivitas donor darah. Menurut dia, PMI Solo juga mengurusi orang sakit dan orang gila. "Kami memiliki dompet kemanusiaan untuk membantu pengobatan mereka yang membutuhkan. Kami juga siap merawat dan menampung orang gila di griya PMI," ujarnya.
Soal pendanaan, dia mengatakan, sejak 1997 sudah tidak lagi menyelenggarakan bulan dana untuk membiayai kegiatan PMI dan tak meminta dana dari APBD Surakarta.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar